top of page
Gambar penulisVoga Admin

Penyakit Parkinson



Pengertian Penyakit Parkinson


Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh. Akibatnya, penderita kesulitan mengatur gerakan tubuhnya, termasuk saat berbicara, berjalan, dan menulis.


Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penyakit ini memburuk secara bertahap seiring berjalannya waktu, dan terbagi menjadi 5 tingkatan (stadium) seperti dijelaskan di bawah ini:


  • Stadium 1. Pada stadium 1, gejala penyakit Parkinson tergolong ringan dan tidak mengganggu aktivitas penderita.

  • Stadium 2. Jangka waktu perkembangan penyakit Parkinson dari stadium 1 ke stadium 2 berbeda pada tiap penderita, dapat berlangsung dalam hitungan bulan atau tahun. Pada tahap ini, gejala mulai terlihat.

  • Stadium 3. Penyakit Parkinson stadium 3 ditandai dengan gejala yang makin jelas terlihat. Gerak tubuh mulai melambat, dan mulai mengganggu aktivitas penderita.

  • Stadium 4. Pada tahap ini, penderita mulai kesulitan berdiri atau berjalan. Gerak tubuh penderita akan semakin melambat, sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk menunjang aktivitasnya.

  • Stadium 5. Penyakit Parkinson stadium 5 dapat membuat penderita sulit atau bahkan tidak bisa berdiri sama sekali. Penderita juga dapat mengalami waham (delusi) dan halusinasi.


Gejala Penyakit Parkinson


Awalnya, gejala tergolong ringan, tidak disadari penderita, dan muncul pada satu bagian tubuh, kemudian berangsur-angsur memburuk.


Terdapat 3 gejala utama yang dialami oleh penderita Penyakit Parkinson, yaitu:


  • Tremor. Tremor atau gemetar mula-mula muncul di tangan dan jari, dan terjadi ketika bagian tubuh tersebut diam.

  • Gerak tubuh melambat. Seiring waktu, penyakit Parkinson akan membuat gerak tubuh menjadi lambat (bradikinesia), sehingga aktivitas sederhana menjadi sulit untuk dilakukan. Misalnya, langkah kaki menjadi lebih pendek saat berjalan, dan sulit bangkit dari duduk.

  • Kaku otot. Kaku otot atau rigiditas dapat terjadi di bagian tubuh manapun. Kondisi ini dapat memicu kram otot (distonia), dan membatasi gerak tubuh.


Di samping tiga gejala utama di atas, penyakit Parkinson juga disertai dengan gangguan fisik dan mental, seperti:


  • Gangguan keseimbangan, yang dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera.

  • Menurunnya kemampuan gerak otomatis, misalnya kedipan mata dan ayunan tangan ketika berjalan.

  • Perubahan cara dan nada bicara menjadi lambat dan tidak jelas.

  • Kesulitan menulis, dan tulisan yang tampak mengecil.

  • Hilangnya kemampuan indera penciuman, yang dapat muncul beberapa tahun sebelum gejala lain.

  • Gangguan sensoris, yang dapat menimbulkan sensasi terbakar, dingin, dan mati rasa.

  • Gangguan seksual pada wanita, yang ditandai dengan sulit orgasme.

  • Pusing, penglihatan buram, hingga pingsan, akibat tekanan darah yang turun secara mendadak.

  • Sulit menahan buang air kecil.

  • Keringat berlebih atau hiperhidrosis.

  • Produksi air liur berlebih.

  • Kesulitan menelan makanan (disfagia), yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan dehidrasi.

  • Konstipasi atau sembelit.

  • Insomnia.

  • Depresi dan serangan kecemasan.

  • Demensia, yaitu sekelompok gejala yang menyebabkan gangguan dalam mengingat, memengaruhi kepribadian penderita, serta memicu halusinasi (merasa melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada) dan delusi (meyakini sesuatu yang tidak nyata).


Penyebab Penyakit Parkinson


Penyakit Parkinson terkait dengan kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak yang disebut susbstantia nigra. Sel saraf tersebut berfungsi memproduksi dopamin, senyawa kimia yang mengirim pesan dari otak ke sistem saraf, dan membantu mengontrol gerak tubuh.


Pada penderita penyakit Parkinson, sel saraf di susbstantia nigra rusak atau mati, sehingga jumlah dopamin dalam otak berkurang. Akibatnya, gerak tubuh menjadi lambat dan tidak normal.


Kondisi sel saraf yang mati dan menyebabkan berkurangnya dopamin, merupakan proses yang berlangsung perlahan. Gejala penyakit Parkinson baru muncul ketika jumlah sel saraf di susbstantia nigra yang mati mencapai 80 persen.


Belum diketahui apa yang menyebabkan sel saraf rusak atau mati. Namun demikian, kondisi tersebut diduga terkait beberapa faktor berikut:


  • Faktor keturunan. Sekitar 15 persen penderita penyakit Parkinson memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama. Pada kasus tersebut, penyakit Parkinson dapat disebabkan oleh mutasi pada gen.

  • Faktor lingkungan. Paparan racun seperti pestisida, herbisida, polusi udara akibat aktivitas industri atau asap kendaraaan bermotor, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson.


Di samping kedua faktor di atas, penyakit Parkinson juga terkait dengan gumpalan protein abnormal. Gumpalan protein yang disebut lewy bodies ini terbentuk di sel saraf otak yang memproduksi dopamin.


Meskipun belum diketahui penyebab pastinya, penelitian menunjukkan penyakit Parkinson lebih rentan menyerang pria dibanding wanita, dan individu berusia 60 tahun ke atas.


Diagnosis Penyakit Parkinson


Dokter dapat menduga pasien menderita penyakit Parkinson, bila terdapat sejumlah gejala yang telah dijelaskan sebelumnya, dan juga terdapat riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien. Pemeriksaan fisik juga mungkin dilakukan untuk memperkuat diagnosis, yaitu dengan meminta pasien berjalan.


Sampai saat ini belum ada metode pemeriksaan yang dapat memastikan diagnosis penyakit Parkinson. Namun demikian, dokter dapat menjalankan sejumlah tes guna menyingkirkan kemungkinan gejala yang dialami pasien disebabkan oleh penyakit lain, yaitu:


  • Uji pencitraan, seperti MRI, CT scan dan PET scan.

  • Tes Darah.

  • SPECT (single photon emission computed tomography).


Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Parkinson


Sampai saat ini, penyakit Parkinson belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun demikian, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien, yaitu:


Terapi suportif


Berikut ini beberapa terapi suportif yang disarankan untuk mengatasi gejala pada pasien penyakit Parkinson:


  • Fisioterapi. Fisioterapi bertujuan untuk membantu pasien mengatasi kaku otot dan sakit pada persendian, sehingga dapat meningkatkan kemampuan gerak dan kelenturan tubuh. Fisioterapi juga bertujuan meningkatkan stamina dan kemampuan pasien untuk beraktivitas tanpa bergantung kepada orang lain.

  • Perubahan menu makanan. Salah satu gejala penyakit Parkinson adalah sembelit atau konstipasi. Kondisi ini dapat diatasi dengan banyak minum air dan konsumsi makanan berserat tinggi. Dokter juga dapat menganjurkan untuk meningkatkan asupan garam pada makanan, bila pasien mengalami tekanan darah rendah, terutama saat bangkit berdiri.

  • Terapi wicara. Penderita penyakit Parkinson cenderung mengalami kesulitan dalam berbicara, sehingga diperlukan terapi wicara agar bisa membantu meningkatkan cara berbicara.

Obat-obatan


Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk membantu pasien mengatasi gejala yang dialami. Obat-obat di bawah ini berfungsi meningkatkan atau mengganti dopamin dalam tubuh:


  • Antikolinergik. Antikolinergik digunakan untuk membantu mengatasi tremor. Salah satu obat antikolinergik yang dapat digunakan adalah trihexyphenidyl.

  • Levodopa. Obat ini diserap oleh sel saraf di dalam otak, dan diubah menjadi dopamin. Meningkatnya kadar dopamin akan membantu mengatasi gangguan gerak tubuh. Levodopa dapat dikombinasikan dengan carbidopa, untuk mencegah terbentuknya dopamin di luar otak.

  • Agonis dopamin. Obat ini memiliki efek yang sama seperti levodopa, namun tidak menghasilkan dopamin, melainkan hanya menggantikan fungsi dopamin di dalam otak. Agonis dopamin digunakan pada tahap awal Parkinson, karena efek samping yang ditimbulkan tidak sekuat levodopa. Contoh obat golongan agonis dopamin adalah pramipexole, rotigotine, dan ropinirole.

  • Entacapone. Entacapone hanya diberikan kepada pasien penyakit Parkinson tahap lanjut. Obat ini adalah pelengkap levodopa untuk memperpanjang efek dari levodopa.

Prosedur bedah


Pasien penyakit Parkinson biasanya hanya akan ditangani dengan obat-obatan. Akan tetapi, prosedur bedah kadang dilakukan pada pasien yang sudah menderita penyakit Parkinson dalam waktu yang lama. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan adalah:


  • Deep brain stimulation (DBS). Pada metode stimulasi otak dalam atau deep brain stimulation (DBS), dokter akan menanamkan elektroda di bagian otak yang terganggu. Elektroda ini terhubung ke generator yang ditanam di dada, yang berfungsi mengirim arus listrik ke otak. DBS disarankan pada pasien yang tidak merespons obat-obatan dengan baik. DBS mampu mengurangi atau menghentikan diskinesia, mengurangi tremor dan rigiditas, serta memperbaiki kemampuan gerak.

  • Bedah pisau gamma (gamma knife). Pada pasien yang tidak dapat menjalani prosedur DBS, bedah pisau gamma dapat menjadi pilihan. Prosedur ini dilakukan selama 15-40 menit, dengan memfokuskan sinar radiasi kuat ke area otak yang terdampak.


Pencegahan Penyakit Parkinson


Belum diketahui apakah penyakit Parkinson dapat dicegah. Akan tetapi, olahraga rutin dan konsumsi makanan kaya antioksidan diyakini dapat mengurangi risiko seseorang terkena penyakit ini. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa penyakit Parkinson jarang menyerang seseorang yang rutin mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh.



Sumber : www.alodokter.com

44 tampilan0 komentar

Postingan Terkait

Lihat Semua

Endometriosis

Bình luận


bottom of page