Kok Mau Jadi Figuran Sih ?
- Voga Admin
- 15 Jul 2020
- 2 menit membaca
Diperbarui: 8 Agu 2021

Seberapa rela dirimu jadi figuran ?
Coba ingat-ingat, masih ingat gak, ada berapa banyak figuran di film Dilan 1990 ? Pasti tidak ingat, karena anda saya yakin hanya akan fokus pada pemeran utamanya saja.
Figuran sebetulnya penting gak penting sih. Hanya ada untuk mendukung jalan cerita saja. Dan syarat jadi pemain figuran juga sangat mudah. Siapapun bisa jadi pemain figuran.
Yg penting asal mau ikuti jadwal shooting, sabar menanti, siang dan malam, plus rela di bayar dgn nasi kotak sedehana, yuk tariiiikk maaang ..
Kadangkala peranan pemain figuran cuma diam membisu dengan tatapan mata kosong. Atau sering kali pula hanya melintas sekejab mata, tanpa kelihatan apa, siapa, dan mengapa harus ada dia di adegan tersebut.
Dan tahukah anda, untuk adegan dengan durasi sekian detik dan tidak penting itu, mereka harus rela menunggu jadwal shooting dari pagi buta hingga tengah malam.
Belum lagi kalau pemeran utamanya lagi bete, bisa-bisa gagal action deh ..
Dalam kehidupan nyata, tanpa sadar kita sering dengan rela berperan menjadi pemain figuran dalam cerita dan skenario orang lain. Ada tidak adanya existensi kita, tidak terlalu berpengaruh bagi orang lain.
Kadangkala kita sudah merasa bangga, bahagia dan sudah cukup puas, hanya sebagai pendukung bagi kesuksesan orang lain, tanpa pernah punya keberanian untuk bermimpi menjadi pemenang atau pemeran utama.
Celakanya kita rela menunggu dengan setia seumur hidup, hanya untuk menjadi pemain figuran bagi orang lain.
Ingat, kodrat pemain figuran adalah tidak akan diingat dan dengan cepat akan hilang dan terlupakan.
Jadi jangan heran jika suatu saat nanti kita pun akan hilang dan terlupakan bahkan oleh anak cucu keturunan kita sendiri.
Masih ingat siapa nama istri dari kakek buyut dari ibu ? Atau siapa nama ayah dari kakek buyutmu dari pihak ayah ?
Banyak yg tidak tahu, padahal anda tahu dan ingat siapa Pangeran Diponegoro, siapa Bung Karno, siapa Hayam Wuruk. Tapi kita tidak akan ingat leluhur kita yg hidup seusia dan semasa mereka.
Karena pada akhirnya toh kita harus mewujudkan mimpi. Hanya pastikan saja mimpimu yg mati-matian kita wujudkan, bukan justru mimpi orang lain yg susah payah kita wujudkan, karena ketidakberanian kita untuk bermimpi untuk diri kita dan keluarga kita ..
Akan sangat menyedihkan kalau anda hidup hanya sekali, dan peninggalan anda hanyalah benih keturunan saja, tanpa karya dan usaha yg akan hidup lestasi dalam benak dan kenangan terindah anak cucu cicit cocot kita ..
Bekerjalah untuk keabadian nama dan karyamu, bukan hanya untuk hari ini saja ..
Ngopi dulu yukk .. biar gak stress ..
Penulis :
Herman Josef SH
Virtual Office & Voga Digital
Editor in Chief
Comments