Endarterektomi karotis adalah prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan plak dari arteri karotis di leher untuk mencegah stroke.
Silahkan klik tautan berikut untuk memahami lebih lanjut tentang : STROKE
Arteri karotid merupakan dua pembuluh darah besar yang terletak di leher yang menyuplai darah ke otak. Sebuah plak di leher dibentuk oleh penumpukan kolesterol, pembekuan darah, dan puing-puing yang mempersempit jalur aliran darah ke otak.
Ketika pembuluh darah menyempit karena plak karotis atau penyakit karotis, maka kondisi ini disebut stenosis karotis.
Plak karotis dapat menyebabkan stroke jika beberapa plak menumpuk dan menyumbat pembuluh darah di mana saja pada otak.
Kapan saya perlu melakukan endarterektomi?
Plak pembuluh darah karotis dapat diketahui pertama kali setelah Anda mengalami tanda-tanda peringatan stroke, yang juga sering disebut sebagai TIA (transient ischemic attack) alias stroke ringan.
Penting untuk dicatat bahwa TIA dan gejala stroke umumnya hanya terjadi pada satu sisi tubuh dan dapat termasuk pada lengan, kaki atau wajah, kelemahan, sulit berbicara, ketidakmampuan untuk menyusun kata-kata, atau bahkan kebutaan pada satu mata.
Sering kali gejala ini dapat berlangsung hanya beberapa menit, diikuti dengan pemulihan secara penuh dan hilangnya gejala. Namun, TIA dan stroke yang kedua kalinya merupakan keadaan darurat yang membutuhkan perhatian medis segera.
Namun demikian, sebagian besar plak karotis dan stenosis karotis terjadi pada pasien yang tidak memiliki gejala sama sekali. USG vaskular di laboratorium terakreditasi adalah metode yang paling akurat, non-invasif, dan hemat biaya.
Kadang-kadang dokter mungkin melakukan tes ini jika mendengar suara desing tidak normal pada leher dengan stetoskop.
Selain itu, tes ini juga dilakukan jika Anda memiliki banyak faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular, seperti merokok, kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, atau bahkan riwayat keluarga yang kuat.
Penelitian medis menunjukkan bahwa operasi pada pasien yang memiliki lebih dari 70-80% stenosis arteri karotis dapat efektif mengurangi risiko stroke sebagian seumur hidup (studi Bps dan ACST).
Apa yang mungkin terjadi setelah prosedur ini?
Operasi tidak menimbulkan rasa sakit karena biasanya dilakukan dengan anestesi umum alias bius total. Pemulihan dimulai setelah terbangun dari operasi. Pada malam setelah operasi, Anda biasanya sudah dapat mulai untuk duduk dan minum cairan.
Kompres es umumnya ditempatkan di dekat sayatan untuk mengurangi pembengkakan. Anda dapat beristirahat semalam dalam kondisi yang dipantau. Keesokan paginya, Anda sudah bisa bangun dan berjalan, biasanya setelah makan sarapan biasa. Kebanyakan pasien bisa langsung pulang setelah operasi.
Di rumah, Anda dapat melanjutkan aktivitas normal kecuali mengangkat barang berat. Mengemudi harus dihindari selama satu sampai dua minggu berdasarkan kebijaksanaan dokter bedah. Mati rasa di bawah dagu dapat terjadi dan biasanya dapat membaik seiring waktu.
Secara keseluruhan sebagian besar pasien dapat kembali mengemudi dan melakukan semua kegiatan rutin setelah dua minggu pemeriksaan lanjutan.
Endarterektomi adalah salah satu prosedur bedah yang paling baik untuk dilakukan, dan di tangan yang berpengalaman dapat menurunkan tingkat komplikasi hingga sangat rendah. Selain itu sebagian besar pasien mentoleransi pembedahan dengan baik dan membuat pemulihan dengan cepat.
Apa saja komplikasi yang dapat terjadi?
Ironisnya, walaupun pengobatan stenosis karotis dirancang untuk mencegah stroke, namun komplikasi yang dapat terjadi malah stroke. Pemahaman tentang cara terbaik untuk melakukan prosedur ini telah mengurangi tingkat komplikasi secara signifikan.
Jika dilakukan oleh ahli bedah vaskular terlatih, berpengalaman, dan berkualitas, risiko komplikasi ini menjadi kurang dari 1%. Sebagai contoh, sebuah sayatan dibuat langsung di atas pembuluh darah dan jika perlu, aliran darah dialihkan selagi plak dibuang.
Dalam jangka panjang, USG karotis lanjutan sangat dianjurkan untuk dilakukan dua kali setahun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit dan kondisi luka penumpukan jaringan pada arteri yang menjalani operasi.
Namun demikian, kurang dari satu dari sepuluh pasien kembali mengalami penyempitan pembuluh darah dalam masa hidup mereka.
Sumber : www.hellosehat.com
Opmerkingen